Pantai deket Vila amandaratu



Villa Amandaratu (sabaland)


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-B1cWq3auTJ5INchijuLm_xuEDknN5gc4SH07g8hFZWB1sXRadI6ExcjX1VnfJmUweMFsjUXxf0ZPuauASmXA4ZJU_ooMl9dSidVoZc-lTyR-BTuFK-v0_BtQ2GDm_AwtOXPBWjgXBMpT/s320/villa.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qvDJQvyCmN4Dj0YKQyK_awIgZWJKd8NgqIN4Yl6oDFmPeHPKrEx7yXU0GynM8f6JEk4tRau5kJNWYAyuC11ihCorjO7rgNouyn27jnHDbf2V5hCYyQwO06r1keiH5spHU83eyyCjgpC4/s320/villa2.jpg

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi0q357nJcdOzi7Xj7wy7v7Ets0dBxk5saGjrRsr6kNmIgW4mTnUEUbJ7tTNQf3TuXWTZfzDZn_1_RnwjXLL89FFWisuD786lnWEMlMCOxCFt0_aMl-Vm09xj2nr3itJFUOPL9jw9C7LeDe/s320/sungai-dibawah-jembatan-cikarang1.jpg

Pada kali ini saya ingin memberikan informasi tentang keindahan Pantai di Villa Amandaratu dulu namanya Villa amanda ratu namun etah kenapa baru-baru ini Villa tersebut berubah nama menjadi Villa  Sabaland,ntar untuk artikel selanjutnya akan saya cari info kenapa namanya bisa berubah

Villa Amanda Ratu terletak di muara sungai Cikarang yang merupakan batas wilayah kecamatan Surade dengan kecamatan Ciracap. Berdiri di atas lahan perkebunan kelapa PT. Wira Citespong dengan jarak tempuh ke pantai Ujung Genteng sekitar 15 km.,kalau dari rumah saya (kota cibungur des.buniwangi ...hehe) jaraknya tidak terlalu jauh, kalau di tempuh dengan kendaraan sekitar 15 menit dengan kecepatan 90km/jam hehe,,,tapi jangan ngebut2 ya gan,santai z takut terjadi apa2 ntar gak bisa lihat keindahan pantai yang deket vila amandaratu hehe,,,,,

ini hanya sekedar info saja,yang ingin menikmati keindahan patai deket vila amandaratu silahkan datang za di jamin rasa cape,lelah setelah anda melakukan kegiatan akan kembali fres,,

thank y semoga bermanfaat
by :epulpolos

CIWARU CIEMAS



 ciwaru-ciemas


 


 

 

1. Wilayah

Desa Ciwaru yang letaknya +50km dari Pelabuhan Ratu (Ibu Kota Kab. Sukabumi), yang tahun lalu mengikuti pemekaran desa menjadi 2 desa yaitu desa Ciwaru dan Desa Mekrsakti atas keputusan Rapat paripurna DPRD Kab. Sukabumi sesuai UU No. 72 tahun 2005 tentang desa. Luas desa ciwaru saat ini adalah: dengan batas desa; sebelah timur berbatasan dengan desa taman jaya, sebelah selatan berbatasan dengan desa mekarsakti & Cibenda, Sebelah barat dengan desa Cibenda & teluk palangpang, serta sebelah utara berbatasan dengan desa ciemas.
Secara geomorfologi, bentuk desa ciwaru adalah berupa cekungan yang di kelilingi oleh gunung dan di sebelah barat langsung ke pantai, atau mungkin kita cocok mengibaratkannya seperti mangkuk yang salah satu bagiannya sudah pecah sehingga cekungannya tidak utuh. Hal itu bisa kita lihat jika kita sedang berdiri atau melintas di Panenjoan desa tamanjaya yaitu di tebing gunung yang mengitari desaku ini. Sangat perihatin memang ketika melihat desa yang terpencil jauh dari peradaban namun menimpan sejuta kenangan dan memiliki sejuta keindahan yang akan terus teringat dan menjadi magnet tersendiri untuk saya bisa kembali setiap saat ke kampung halamanku ini.
Berdasarkan sejarah atau lebih pasnya adalah mitos orang tua, karena kisah perjalanannya tidak tercatat dalam buku sejarah. Desa ciwaru ini asal muasalnya adalah teluk samudra hindia yang surut dan pantainya tersebut adalah yang sekarang menjadi gunung yang mengitarinya. Desa ini pertama kali di buka oleh seorang tokoh masyarakat yang dikenal dengan nama Mbah Druka. 

2. Penduduk

Penduduk desa Ciwaru adalah suku pribumi asli suku sunda. Meskipun saat ini telah bercampur dengan suku jawa dan yang lainnya karena telah banyak pendatang karena tugas dinas pendidikan dan yang lainnya.
Agama yang di Anut Mayoritas Islam. Mata Pencaharian adalah bertani.

3. P a r i w i s a t a

Desa Ciwaru sebagian besar merupakan Daerah Agraris yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai Petani dan Nelayan. Namun disisi lain Desa Ciwaru memiliki beberapa objek wisata yang perlu dikembangkan diantaranya objek wisata pantai dan air terjun yang masing-masing memiliki keindahan tersendiri.
Kebanyakan para pengunjung objek wisata tersebut adalah wisatawan lokal yang berasal dari luar daerah.
http://wisatapantaiselatan.files.wordpress.com/2008/06/palangpang_1.jpg?w=300&h=225Pantai Palangpang merupakan salah satu potensi obyek wisata yang memiliki beberapa sarana penunjang dan dapat dikembangkan sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Di pantai ini selain dapat menyaksikan keindahan alam para pengunjung dapat menikmati tangkapan ikan para nelayan yang dijual di tempat pelelangan ikan dengan jenis yang bervariasi.
Suasana alam pantai yang memiliki keindahan tersendiri karena di pantai ini vegetasi alam sangat mendukung, air laut cukup jernih dan hembusan angin tidak terlalu besar, gelombang laut yang bersahabat membuat wisatawan yang datang ke pantai ini merasa nyaman, walaupun masih belum didukung oleh sarana dan prasarana pariwisata yang memadai, pengunjung ke pantai ini bisa menikmati keindahan wisata yang disediakan secara alami. Jika kita hendak menyebranng turun ke air laut… kita juga bisa mendarat di salah satu pulau kecil yang penduduk setempat meyebutnya dengan nama Pulau Mandra. Pulau ini memang sangat kecil, dan dominasi plataranannya adalah batu karang. Namun jika kita kesana kita bisa menikmati suasana laut yang sesungguhnya dengan demuran ombak menghantam karangnya sangat besar, karena rahnya langsung menuju laut lepas. tapi disini juga kita bisa untuk sekedar memancing ikan kecil-kecilan. Kesebelah selatannya ada tambak udang dan pulau kunti, atau ke sebelah utara ada pasir putih yang cocok untuk kita mancing ikan dari bibir pantai.
http://wisatapantaiselatan.files.wordpress.com/2008/06/curug_cimarinjung2.jpg?w=300&h=225Tidak jauh dari Pantai Cimarinjung terdapat objek wisata air terjun Curug Cimarinjung, yang dapat dijangkau dengan berjalan kaki menelusuri pematang sawah dan jalan setapak di sepanjang saluran Irigasi Cimarinjung.
Curug Cimarinjung tidak kalah indahnya dengan panorama pegunungan di sekitarnya, dan ini merupakan salah satu Objek wisata air terjun di Desa Ciwaru sekaligus potensi alam yang harus dikembangkan dan dilestarikan keindahannya untuk menarik wisatawan baik lokal maupun asing.
http://wisatapantaiselatan.files.wordpress.com/2008/06/curug_cikanteh_sml.jpg?w=300&h=205Potensi pariwisata lainnya yang perlu dikembangkan salah satu diantaranya yaitu objek wisata Curug Cikanteh yang terletak di Kedusunan Cikanteh dengan jarak kurang lebih 4 Km dari pusat Desa Ciwaru.
Objek wisata air terjun Cikanteh memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan dengan objek wisata air terjun yang lainnya yaitu tingkatan air terjun yang terdiri dari tiga tingkat. Tingkat paling dasar dinamakan Curug Sodong, Tingkat kedua dinamakan Curug Ngelai dan yang paling atas dinamakan Curug Cikanteh. Masing-masing mempunyai keunikan yang berbeda.

by : epul polos
08561530071
BB:288A3481

PANTAI MINA JAYA



PANTAI MINAJAYA



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiweVTvIuYbSvHy35PvWDUqAuhRjd-miwZiZJAxbKSDpGw4tQFqC0itlUfemkwlis-u93KOwP3R5VajENdp7ql_w50MxGyNJsP0SSQOe7zuJofKMC_Li-E8Xc6ZTc-yVlT1NCwdWnX0lomG/s1600/Pantai-Minajaya.jpg


Sejarah Pantai Minajaya

          Pantai Minajaya semula bernama Pantai Kutamara. Sejak tahun 1964 berubah menjadi Pantai Minajaya yang diberikan oleh sebuah pasukan pramuka. Adapun sejarahnya sebagai berikut :
Tanggal 12 April 1964 warga masyarakat pantai Kutamara dikejutkan dengan kedatangan sebuah kapal besar yang menyeruak ombak pantai menuju ke pesisir. Suara pluit panjang tiada henti-hentinya berbunyi. Menambah ketakutan masyarakat yang ada di sana saat itu. Apalagi setelah kapal merapat ke pantai yang disusul dengan turunnya para awak kapal yang membawa jangkar. Masyarakat yang ada di pantai Kutamara kocar kacir mencari perlindungan. Mereka menyangka bahwa kapal itu kapal perang Malaysia yang sengaja menyerang dari arah selatan. Berita itu langsung tersebar ke seluruh wilayah Surade, Ciracap dan Jampangkulon.

    
       Pemerintah Kecamatan Ciracap yang saat itu pemerintahannya dijabat oleh Bapak Adeng segera melaporkan kejadian tersebut kepada Bupati Sukabumi, Bapak Kudi. Pada saat itu kantor pemerintahan kecamatan Ciracap berada di Surade tepatnya di prapatan arah  Lapang Lodaya Setra (sekarang Bunderan Surade) dekat Mesjid kaum Al-Jalil. Para upas dan para pemimpin disemua tingkatan berusaha menenangkan rakyat. Sedangkan Juru Penerangan Bapak Jahid, menyarankan agar setiap mesjid mengadakan doa bersama supaya masyarakat Surade selamat dan selalu hati-hati terhadap serangan Malaysia.

       Begitu juga dengan kepolisian Sektor Ciracap yang dikomando oleh Bapak Juhro bersiap siaga dan segera melaporkan hal tersebut ke Kapolres Sukabumi. Tidak hanya itu semua guru pun berkumpul untuk ikut menjaga stabilitas keamanan, karena takut terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Di bawah komando Bapak Saleh Somapraja mereka bertindak. Begitu juga dengan TNI-AURI dengan PGT (Pasukan Gerak Tjepat) nya di bawah komando Bapak AULADI siap siaga untuk menjaga segala kemungkinan yang terjadi. Semua masyarakat Surade menyangka bahwa kapal tersebut kapal musuh dari Malaysia. Semua warga siap siaga dengan segala macam peralatan yang ada. Mulai dari para pemuda, orang tua bahkan pejuang veteran siap bertempur melawan Malaysia.  Karena pada saat itu sedang terjadi konfrontasi antara negara Indonesia dengan negara Malaysia memperebutkan Irian Jaya dari tangan Belanda.

     Berkat kesigapan dan kerja keras pasukan TNI-AU dan TNI-AD (BODM) dapat diketahui bahwa kapal yang datang tersebut kapal ikan yang kehabisan bahan bakar di tengah laut sehingga terombang-ambing dan terdampar ke pesisir pantai Kutamara.

      Tiga hari kemudian setelah pemberitahuan dari pemerintah setempat, masyarakat Surade dan sekitarnya datang ke pantai Kutamara untuk menyaksikan sendiri kapal tersebut. Ternyata benar kapal tersebut terdampar pada sebuah karang kurang lebih 300 meter dari pesisir pantai. Pada badan kapal tertulis Minajaya 2. Sehingga tanpa disadari dan peresmian yang syah dari pemerintah pengakuan Minajaya bagi pantai Kutamara terjadi akibat sering terucap dan teringat nama Minajaya.

       Seminggu kemudian, tepatnya hari Minggu, 19 April 1964, guru, murid bersama rombongan Gerakan Kepanduan (Gerakan Pramuka) datang ke pantai Kutamara untuk melihat kapal yang karam tersebut. Gerakan Pramuka dibawah pimpinan Bapak Munadi, kemudian menulis pada papan kayu dengan menggunakan cat meni berwarna merah. Di samping papan kayu tersebut ditanam 3 (tiga) macam kelapa, yaitu kelapa hijau, kelapa merah dan kelapa gading (putih kekuning-kuningan). Tulisan tersebut berbunyi :
Dengan karamnya kapal Minajaya tanggal 12 April 1964 di pesisir pantai ini, maka sejak peristiwa itu kami abadikan kau di pantai ini dengan nama ” Pantai Minajaya “.

       Kapal Minajaya yang terdampar di pantai Kutamara tidak bisa bertahan lama karena semua isi dan peralatan penting segera diamankan dan langsung diangkat ke Jakarta untuk dikembalikan pada empunya. Sedangkan jasad kapal tersebut oleh masyarakat dibiarkan bahkan sampai lenyapnya pun tidak ada yang bertanggung jawab atasnya. Sampai sekarang pantai Minajaya menjadi tempat yang mengesankan bagi masyarakat.


Akses transportasi menuju Pantai Mina Jaya
       Pantai Minajaya merupakan tempat Wisata yang berada di Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi Propinsi Jawa Barat (±6 km dari Kota Surade). Sedikit disayangkan kondisi jalan menuju Pantai Mina Jaya ini lumayan rusak, berbeda dengan dari Sukabumi-Surade sampai ke arah pantai Ujung Genteng yang cukup mulus. Sebelum Mina Jaya saya sempat menemui proyek Jalur Lintas Selatan Jawa yang tampaknya sudah lama dibiarkan terbengkalai, menurut warga sekitar terakhir terlihat ada kegiatan adalah sekitar tahun 2004. Untuk yang pernah main ke Pantai Ujung Genteng, di persimpangan Surade, kita jangan ngambil jalan yang lurus, karena kalau lurus ke Ujunggenteng, kita ambil belok kiri munuju Minajaya.

     Untuk akses dari Kota Sukabumi Pantai Mina Jaya berjarak sekitar 125 km, bila menggunakan angkutan umum bisa dengan menumpang colt dari Terminal Sukabumi sampai dengan Terminal Surade tarif 30 ribu rupiah, lama perjalanan dari Sukabumi ke Surade sekitar 4-5 jam dengan colt tersebut. Sementara akses menuju Pantai Mina Jaya dari Terminal Surade bisa dilanjutkan dengan naik ojek.

Wisata
      Pantai Minajaya merupakan tempat rekreasi warga masyarakat Surade dan sekitarnya bahkan dari luar kota Sukabumi maupun mancanegara. Pantainya indah dan rindang dengan tumbuhnya pepohonan di pinggir pantai. Panoramanya sangat indah sekali terutama pada saat sore hari. Kita bisa melihat Sunset yang menghias pantai minajaya. Semilir angin pantai begitu nikmat, hingga kalau kita duduk di tenda-tenda yang tersedia tanpa terasa sering tertidur lelap. Pesisir pantainya memang hampar, ombaknya tidak besar sehingga anak-anak kecil dengan bebas bisa mandi sepuas-puasnya tanpa ada rasa kekhawatiran. Di sana terdapat mata air. Masyarakatnya begitu bersahabat. Kita bisa memesan nasi dan ikan bakar dengan harga yang sangat murah.

       Pantai Minajaya memiliki keindahan di sepanjang pantainya yang sulit tertuang dengan kata-kata. Pantai ini memiliki pasir yang berwarna kecokelatan, karangnya banyak dengan tingkat keteraturan yang tinggi. Yang paling menakjubkan ialah diatas karang-karang yang luas tersebut ditumbuhi oleh rumput laut yang kelihatan sangat subur. Sungguh pemandangan yang hanya bisa Anda temukan ketika berkunjung ke Minajaya.


      Pantai Minajaya memiliki pemandangan yang luar biasa, dimana Anda akan diperlihatkan dengan hamparan rumput laut yang tumbuh subur tepat di bibir pantainya. Luasnya tak terperi, bahkan jika dilihat dari kejauhan nampak seperti padang golf yang sangat mengagumkan dan indah. Apalagi kalau rumputnya terkena oleh air ombak yang menerjang. Kalau Anda ingin melihat rumput laut ini kelihatan subur maka mesti datang ketika musim hujan tiba.

       Pantainya masih bisa dikatakan belum tercemar, karena sangat jarang sekali ditemukan sampah-sampah nonorganik disana, mungkin  karena masih sangat jarang orang yang mengatahui dan berkunjung ke lokasi ini, berbeda sekali dengan pantai pelabuhan ratu yang tiap tahunnya dikunjungi oleh ratusan bahkan ribuan orang.

       Di pantai Minajaya terdapat kampung nelayan dimana orang-orang disana menggantungkan hidupnya dari melaut, dan mencari ikan. Selain itu, beberapa orang yang tak melaut mengambil rumput laut untuk di jual. Orang sana menyebutkan ager-ager. Rumput laut itu biasanya dimakan sebagai lauk nasi, dimakan dengan sambal, maupun diolah lagi dengan berbagai variasi masakan.

      Bagi masyarakat sekitar, keberadaan pantai ini merupakan tempat untuk rekreasi keluarga yang bisa dilakukan sambil membakar ikan di tepian pantainya. Pesisir pantainya yang datar dan ombaknya yang sedang membuat keadaan pantai yang jauh dari membahayakan sekalipun digunakan untuk tempat bermainnya anak-anak. Di pinggiran pantai ini terdapat tenda-tenda untuk beristirahat yang dapat Anda gunakan. Di pantai Minajaya pun Anda bisa memesan nasi dan ikan bakar dengan harga yang sangat murah.
Jika anda mencari ketenangan dan suka camping sepertinya Pantai Minajaya pilihan yang tepat karena suasana di pantai ini agak tenang tidak seperti di Ujung Genteng.  Penginapan belum tersedia di pantai ini namun warung-warung kecil banyak bertebaran jadi tidak akan susah jika kita butuh sesuatu.

       Di sebelah timur pantai Minajaya ada muara sungai Cipamarangan yang menawarkan ketenangan dan keasrian serta kealamian alam. Dari pantai Minajaya bisa ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 20 menit.  Di dekat muara ada mushola permanen, mushola ini sering juga dijadikan tempat istirahat dan dibagian luar mushola sering dijadikan tempat tidur oleh turis lokal yang ingin bermalam. Muaranya sangat bersih dan tidak terlalu besar dan dalam, turis lokal sering berenang di sana. Atau jika anda suka mancing sebaiknya anda bermalam di sana karena pada malam hari ikan Kakap sering strike.

      Tak jauh dari muara ada tambak udang, anda bisa berjalan-jalan santai menuju tambak udang dan bisa membeli udang untuk makan malam. Suasananya benar-benar sepi cocok untuk anda yang suka camping menghindari keramaian.


semoga bermanfaat
epul polos

PANTAI UJUNG GENTENG



PANTAI UJUNG GENTENG

 

Keindahan pantai selatan menanti Anda dimana debur ombak ditemani cakrawala bersih dan pasir putih menyuguhkan keterasingan yang mengasyikkan. Ujung Genteng menyajikan simfoni alam yang menentramkan dan melerai segala kepenatan. Sapalah keindahannya dalam kombinasi debur ombak dan spektrum langit dan laut yang beradu biru.

Lokasi Pantai Ujung Genteng berada di wilayah Pantai Pangumbahan, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi dengan jarak tempuh sekitar 220 km dari Jakarta dan 230 km dari Kota Bandung, serta 120 km dari kota Sukabumi.  Selain jalannya cukup mulus juga terdapat beberapa jalur alternatif serta sarana angkutan umum yang memadai menuju tempat tujuan.

Ujung Genteng letaknya memang cukup jauh tetapi keindahannya sungguh lengkap hingga membuatnya begitu dekat dengan hati Anda. Butuh kesabaran untuk sampai ke tempat ini. Sebelum sampai garis pantainya, Anda harus melalui jalan berkelok-kelok namun ketika kaki menginjak garis pantainya maka riak ombak Samudera Hindia akan membuat Anda melupakan kelelahan. Karang-karang yang terhampar luas bersama pasir putih yang menyilaukan mata membuat hati terpesona kemolekannya.

Di sinilah Anda akan menikmati jernihnya air laut dan pantai yang bersih. Di pantai ini pula Anda bisa ikut nelayan menangkap lobster. Walaupun menghadap ke Samudera Hindia namun ombaknya yang besar tak membahayakan karena lebih dulu pecah berserak terhalang gugusan karang laut di depan bibir pantai. Tempat ini akan memanjakan Anda dengan alam dengan pantai yang indah, aman, dan nyaman.

Dengan panjang garis pantai sekitar 16 km mengarah ke Barat menjadikan Ujung Genteng sebagai obyek wisata terindah sepanjang pesisir pantai selatan. Keindahannya tak kalah dari Pantai Pelabuhan Ratu yang telah lebih dulu terkenal.

Di Ujung Genteng, selain deburan ombak yang menggulung, batu karang yang terjal, dan pasir putih yang terhampar luas, ada juga Muara Cipanarikan. Muara ini tempat bertemunya Sungai Cipanarikan yang membelah Suaka Marga Satwa Cikepuh dengan air laut. Sebelum masuk ke laut, air sungainya berbelok-belok membentuk alur yang menyerupai ular yang sedang berjalan, sehingga terbentuk hamparan pasir yang sangat luas.

Tidak sedikit wisatawan yang datang dari luar wilayah Kabupaten Sukabumi seperti Jakarta, Bogor, Bandung dan sebagainya. Mereka datang berombongan dengan menggunakan kendaraan sepeda motor (touring). Hal ini mengingat dengan bersepeda motor sepanjang perjalanan menuju tempat wisata ini melewati tempat-tempat yang memiliki pemandangan yang luar biasa indah. Rute Sukabumi, Palabuhan Ratu, Cigaru merupakan rute favorit bagi rombongan touring wisata ini. Dari Cisarakan Anda dapat menikmati lanskap yang luar biasa dan hamparan pesisir pantai Palabuan Ratu yang terlihat jelas.

Pada masa kolonial, Ujung Genteng merupakan dermaga bagi kapal-kapal Belanda yang berlayar di Samudera Hindia. Ketika Jepang berkuasa, memanfaatkan pantai ini untuk mengangkut hasil alam Sukabumi. Saat ini yang tersisa hanya puing-puing saja. Hanya tembok kokoh pemecah ombak dan pondasi mercusuar yang masih terlihat.
 Pantai Ujung Genteng berada di Kabupaten Sukabumi. Tempat ini dapat dicapai melalui Jampangkulon-Surade, ibu kota kecamatan yang terdekat. Kendaraan dapat dengan mudah mencapai Pantai Ujung Genteng, bahkan juga sudah terdapat angkutan umum menuju ke Ujung Genteng.

Perjalanan menuju Ujung Genteng dapat ditempuh selama 6-8 jam, tergantung kemacetan di Sukabumi, Jalur ke arah puncak. Jalanannya beraspal, cukup bagus, walau kadang di beberapa tempat berlubang jadi perlu kehati-hatian. Hanya transportasi dari Ujung Genteng ke tempat-tempat sekitar masih terbatas, karena kondisi jalan maupun infrastuktur.

Ujung genteng sendiri sebetulnya termasuk wilayah Kecamatan Ciracap, tapi nama Ujung Genteng lebih lekat dengan kota kecil Surade sebagai tempat transit wisatawan yang berkunjung ke Ujung Genteng dengan menggunakan angkutan umum. Di samping itu sarana kendaraan angkutan umum juga lebih banyak dijumpai di Surade. Dari Surade Anda dapat melanjutkan perjalanan menuju Ujung Genteng dengan menggunakan kendaraan umum yang lebih kecil atau biasa disebut “unyil” oleh masyarakatnya.
Keindahan pantai ini sungguh menyegarkan, pinggang pantai yang luas sudah cukup membentangkan perasaan Anda. Bertelanjang kaki-lah dan rasakan pasir pantai menyeruap di sela jemari. Telinga Anda benar-benar disusupi hanya deburan ombak dan deru angin yang riuh rendah.

Di Ujung Genteng Anda dapat  melihat langsung penyu hijau (Chelonia mydas) tepatnya di pantai Pangumbahan. Setiap kali bertelur, seekor penyu bisa menghasilkan 100 butir telur. Biasanya penyu yang akan bertelur naik ke darat malam hari untuk membuat lubang. Peristiwa bertelurnya penyu merupakan pertunjukkan yang sangat ditunggu-tunggu pengunjung. Di tempat ini terdapat empat jenis penyu endemik Ujung Genteng. Namun, habitat mereka mulai berkurang, hanya Penyu Hijau yang sering dijumpai bertelur. Bila Anda ingin menyaksikan penyu bertelur disarankan jangan membuat keributan, karena hal ini akan membuat penyu enggan bertelur. Setelah penyu bertelur dengan bantuan senter dan tongkat Anda dapat menggali lubang tempat bertelurnya. Kedalamannya bisa mencapai 1 meter bahkan lebih.

Temukan lokasi berselancar di ”Ombak Tujuh” yang merupakan kawasan favorit selancar bagi wisatawan mancanegara. Sebutan Ombak Tujuh menurut penduduk karena ombaknya selalu berurutan tujuh ombak berukuran besar. Di sekitar Ombak Tujuh terdapat beberapa pulau kecil yang memiliki pantai yang jarang terjamah.

Untuk Anda yang suka memancing maka Ujung Genteng merupakan tempat yang cocok di mana ikannya cukup banyak dan bervariasi.

Ujung Genteng juga memiliki objek wisata proses pembuatan gula kelapa oleh masyarakat setempat. Pembuatannya sederhana dengan memasang bokor untuk menampung cairan dari kembang kelapa lalu di kumpulkan dan dimasak dikuali lalu dicetak dengan potongan bambu yang ukurannya lebih besar dari ukuran gula kelapa yang ada di pasaran.

Kunjungi juga Cibuaya yaitu tempat yang sangat pas untuk berendam atau berenang. Bentuknya berupa cekungan pantai dengan kedalaman bervariasi antara 0,5 meter sampai 6 meter. Anda akan dapati di dalamnya terumbu karang yang indah dan menikmati matahari terbit dari balik hutan Cikepuh atau terbenam di ujung samudera. Bagi yang hobi mancing, Cibuaya merupakan tempat yang sangat cocok sebab ikan kakap dan krapu banyak berkeliaran di lokasi ini.

Muara Cipanarikan ada butiran pasir yang halus kerap jadi arena mainan anak-anak. Mereka berlari-larian atau membentuk gambar atau tulisan namanya sendiri. Bila Anda menelusuri sisi pantainya banyak pula dijumpai ikan-ikan hias berenang bebas di antara sela-sela karang terjal. Di muara ini banyak pula terdapat binatang laut, seperti kepiting, belibis, biawak, dan ikan-ikan muara.


 


 


terimakasih semoga bermanfaat
epul polos

iklan

iklan

Powered by Blogger.

Labels

Comment

Popular Posts

header-menu